Wednesday, July 11, 2012

Instrumen Jangka Pendek Lebih Aman untuk Dilirik (1)



Foto: Kontan.co.id

JAKARTA. Belakangan Robby semakin rajin membaca berita pasar modal dan mengikuti pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Karyawan sebuah perusahaan tekstil ini khawatir penurunan IHSG yang terjadi belakangan ini membuat rencananya menikah tahun depan terancam.

Apa hubungan antara rencana pernikahan Robby dengan penurunan IHSG? Rupanya, pria ini menyimpan dana untuk biaya pernikahannya dalam bentuk reksadana saham. Asal tahu saja, IHSG terus tertekan belakangan ini. Per Jumat (1/6), IHSG sempat jatuh di bawah 3.800, tepatnya di 3.799,77. Angka tersebut sudah lebih rendah ketimbang posisi indeks di akhir 2011 yang berada di 3.821,99.

Wajar kalau Robby pusing bukan kepalang. Mau mencairkan dana keluar dari reksadana pun ia merasa sudah tanggung. Apalagi, umur reksadana miliknya belum sampai setahun sehingga bakal terkena redemption fee bila mencairkannya saat ini. Apa boleh buat, kini Robby memilih menunggu pasar membaik kembali.

Memburuknya pasar modal seperti sekarang memang membuat investor kesulitan memilih instrumen investasi untuk membiakkan dana secara maksimal. Harga saham yang terus turun jelas membuat investor kesulitan mengail untung dari pasar saham.

Investor saat ini juga sulit mengharapkan keuntungan dari pasar obligasi karena harga obligasi terus turun. Pekan lalu, indeks obligasi pemerintah versi Himpunan Pedagang SUN (Himdasun) menyentuh level terendah di tahun ini. Namun, bagi yang ingin masuk sekarang, sebenarnya justru terbuka peluang untuk mendapatkan yield atau imbal hasil tinggi. Meski demikian, investor mesti sadar, masih ada risiko harganya turun lebih dalam lagi.

Di lain pihak, investor sulit mengandalkan produk perbankan seperti tabungan atau deposito untuk mendapatkan keuntungan. Sebab, bunga dari
produk perbankan saat ini terbilang mini. “Imbal hasil produk perbankan tidak maksimal untuk investasi,” tutur Freddy Pieloor, perencana keuangan dari Money’n’Love Financial Planning & Consulting.

Lantas, bagaimana sebaiknya investor menginvestasikan dananya di saat pasar modal sedang tertekan seperti saat ini? Para perencana keuangan menegaskan, pada dasarnya investor tidak perlu khawatir terhadap kondisi saat ini. Meski saat ini kondisi di pasar modal tampak buruk, kondisi ini diyakini hanya sementara. “Saya kira di semester dua nanti tanda-tanda pemulihan akan mulai terlihat,” ujar Agus B. Yanuar, Presiden Direktur Samuel Aset Manajemen.

Bersambung ....
Instrumen jangka pendek lebih aman untuk dilirik (2)

sumber: Kontan.co.id



No comments:

Post a Comment