Monday, July 23, 2012

Seni Menyusun Tujuan Investasi Dengan Prinsip SMART


Bagi anda yang sudah pernah mengikuti seminar, workshop, dan edukasi tentang perencanaan keuangan, tentu sudah mendapatkan bahwa tujuan investasi yang dibuat haruslah merupakan sesuatu yang nyata dan terukur. Tujuan investasi seperti mau kaya, mau membiayai pendidikan anak, membiayai pernikahan, merupakan tujuan investasi yang sifatnya abstrak. Jika tujuannya sudah abstrak tentu pencapaiannya juga hanya di awang-awang. Bagi anda yang masih awam dalam investasi dan perencanaan keuangan, ada satu prinsip yang bisa anda gunakan yaitu SMART.






Berikut ini adalah aplikasi SMART dalam pertimbangan penyusunan tujuan investasi dengan contoh mempersiapkan anak menjadi pilot…

S = Nama sekolah dan jurusan yang menjadi tujuan harus jelas.

M = Apabila tujuan sudah spesifik, maka investor bisa membuat target secara financial yang bisa diukur seperti jumlah uang yang harus disiapkan untuk bisa memenuhi kebutuhan uang masuk dan biaya hidup selama beberapa tahun

A = Apabila target secara financial sudah diketahui, maka langkah selanjutnya untuk mengetahui apakah target bisa dicapai atau tidak adalah menghitung berapa jumlah uang yang harus diinvestasi, berapa lama dan pada produk investasi apa yang diperkirakan bisa mencapai tujuan tersebut.

R = Tujuan harus relevan. Relevan dengan apa yang menurut kita baik untuk masa depan anak dan juga relevan dengan minat dari anak itu sendiri. Dalam hal anak masih kecil atau belum bisa berpikir, maka komunikasi dan pendidikan menjadi sangat penting.

T = Waktu adalah elemen penting dalam perencanaan. Tujuan yang baik harus memiliki batasan waktu yang jelas. Batasan waktu akan membuat orang lebih disiplin dalam menjalankan rencananya.

Contoh tujuan investasi pendidikan anak yang memenuhi kriteria SMART  sebagai berikut:


  • Menyekolahkan ……. (nama anak) ke Bali International Flight Academy (contoh nama salah satu sekolah penerbangan di Indonesia)
  • Yang perkiraan biaya pendidikan dan biaya hidup setelah inflasi sekitar Rp 1 Milliar (saat ini informasi biaya sekolah pilot hingga lulus yang saya peroleh sekitar  Rp 6oo jutaan saat ini)
  • Dengan cara investasi berkala pada reksa dana yang asumsi returnnya 20% per tahun sebesar Rp 4.280.000 per bulan
  • Karena si …. (nama anak) sudah bercita-cita menjadi pilot sejak kecil
  • Investasi akan dilakukan secara rutin setiap tanggal 26 per bulan untuk 8 tahun yang akan datang.
  • Tujuan Investasi dan Pilihan Reksa Dana


Untuk tujuan investasi yang sudah dibuat secara SMART, tentu membutuhkan pemilihan reksa dana yang smart pula. Jika pertimbangan pemilihan reksa dana pada umumnya menggunakan pertimbangan seperti profil risiko saja, maka pemilihan reksa dana yang SMART mempertimbangkan beberapa unsur sekaligus seperti profil risiko, kemampuan finansial, dan urgensi dari suatu tujuan investasi.

Sebagai contoh, pendidikan anak merupakan suatu tujuan investasi yang memiliki urgensi yang tinggi. Artinya uangnya terkumpul atau tidak, si anak akan tetap masuk sekolah. Apabila pada hari H, dana yang terkumpul tidak cukup, umumnya orang akan mengambil pinjaman untuk menutupi kekurangan tersebut. Tindakan tersebut sangat lumrah, karena pendidikan anak merupakan suatu kebutuhan pokok yang tidak bisa dinegosiasikan.

Apabila orang tua si anak merupakan keluarga kelas menengah yang cukup mapan, ada opsi lain yang bisa dia tempuh. Misalnya daripada memilih reksa dana saham yang asumsi return per tahunnya 20%, dia bisa memilih reksa dana campuran yang asumsi returnnya sekitar 12% per tahun dengan nilai investasi Rp 6.25 juta per bulan. Dengan memilih reksa dana campuran, memang dibutuhkan nilai investasi yang lebih besar, namun disisi lain, persentase keberhasilan untuk mencapai tujuannya lebih tinggi dibandingkan berinvestasi pada reksa dana saham yang potensi risikonya lebih besar. Atau bisa juga, jika penghasilan per bulannya besar, keluarga tersebut bisa menyisihkan Rp 8.2 juta atau sekitar 100 juta per tahun pada reksa dana pasar uang yang returnnya 6%, namun tingkat keberhasilannya mencapai 99%, karena risiko kerugian di pasar uang jauh lebih kecil dibandingkan reksa dana lainnya.

Selama ini, pemilihan reksa dana selalu didasarkan pada profil risiko. Hal ini tidak salah mengingat kemampuan satu orang investor menangani risiko berbeda dengan investor lainnya. Namun ketika kita memiliki tujuan yang jelas, terkadang profil risiko saja tidak cukup. Ada kondisi dimana investor harus berani mengambil risiko yang lebih tinggi karena keterbatasan kemampuan finansial, ada pula kondisi dimana investor sebetulnya boleh mengambil reksa dana dengan risiko yang lebih rendah untuk meningkatkan persentase keberhasilan pencapaian tujuan investasi karena memiliki tingkat urgensi yang tinggi. Hal ini baru bisa tercapai apabila investor memiliki tujuan yang jelas.

Bagi investor yang berinvestasi tanpa tujuan, profil risiko menjadi sangat penting karena umumnya yang menjadi perhatian investor adalah fluktuasi naik turunnya harga. Namun bagi investor yang berinvestasi dengan tujuan yang SMART, maka perhatian investor sudah bergeser dari fluktuasi harga menjadi bisa tercapai atau tidaknya suatu tujuan investasi. Berdasarkan hal tersebut, investor dengan mudah bisa memutuskan kapan untuk masuk atau keluar dari pasar ataupun kapan saatnya untuk mengganti reksa dana tersebut dengan reksa dana lain.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat bagi anda dalam melakukan perencanaan investasi.

Penyebutan produk investasi  (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.



Oleh: Rudiyanto (Head of Operation and Business Development PT. Panin Asset Management dan Pengamat Pasar Modal)


Sumber: Kontan.co.id

No comments:

Post a Comment