Friday, July 20, 2012

Beberapa Alasan Indonesia Bebas dari "Bubble" Properti


JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak kalangan takut kondisi sektor bisnis properti di Indonesia akan berujung bubble atau menggelembung. Sektor properti di Indonesia dikhawatirkan terpuruk akibat banyaknya investor dan tingginya pasokan yang tidak diimbangi permintaan, seperti telah terjadi di negara-negara Asia lainnya.

"Banyak yang takut Indonesia bakal terkena bubble properti. Tapi, menurut saya itu tidak akan terjadi, karena pasar properti Indonesia itu unik," kata Direktur Century 21 Gading, Ali Hanafia, ketika ditemui di Jakarta, Rabu (18/7/2012).



Ali mengatakan, ada banyak alasan Indonesia dinilai jauh dari penggelembungan harga properti. Alasan paling mendasar adalah pendapatan per kapita saat ini memicu kuatnya daya beli masyarakat. Selain itu, Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia sehingga menjadi potensi luar biasa di sektor properti.

"Sebelum negara-negara lain ambruk seperti sekarang, Indonesia sudah lebih dulu jatuh, kemudian bangkit. Belajar dari pengalaman, perbankan kita semakin canggih dengan melakukan beragam batasan dan pemeriksaan," kata Ali.

Dalam beberapa tahun belakangan, lanjut Ali, Indonesia menjadi sasaran para investor asing. Sektor perkantoran dan kawasan industri menjadi dua sektor dengan permintaan paling tinggi. Permintaan di pasar perkantoran meningkat tajam, karena Indonesia jadi tujuan ekspansi perusahaan di luar negeri.

Untuk lahan industri, juga meningkat tajam dan menjadi rebutan karena perusahaan asing melakukan relokasi. Perusahaan asing yang paling banyak berekspansi dari China, Korea, dan Taiwan.

Editor : Latief


Sumber: Kompas.com

No comments:

Post a Comment