Wednesday, July 18, 2012

Mau Jual Saham? Simak 5 Tips Ini


Foto: DetikFinance


Jakarta - Banyak investor yang merasa membeli saham lebih mudah daripada memutuskan kapan harus menjualnya. Membeli dari rekomendasi sangat lazim dan bisa Anda dapatkan berasal dari berbagai sumber, termasuk newsletter investasi, analis, broker saham dan manager investasi.

Bagaimana pun juga, masih jarang yang menawarkan saran kapan waktu terbaik untuk menjual saham Anda. Keputusan untuk menjual saham merupakan kombinasi seni dan ilmiah. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, tapi yang terbaik adalah menggunakan logika dan insting paling dasar.

Inilah 5 tips untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melepas saham, dilansir dari Investopedia, Rabu (18/7/2012):


1. Jika sudah mencapai target harga


Saat pertama kali membeli saham, investor yang cerdas menetapkan target harga atau setidaknya kisarannya sebagai pertimbangan untuk kapan melepas sahamnya. Setiap pembelian saham juga harus mengikutsertakan analisa nilai saham itu dan apakah harga saat ini idealnya berada di diskon substansial terhadap nilai perkiraan ini.

Sebagai contohnya, menjual saham ketika harganya dua kali lipat merupakan hasil akhir yang memuaskan dan mengimplikasikan investor berpikir bahwa saham itu undervalued sebanyak 50%. Lebih sulit lagi bagi investor musiman untuk mendapat target harga tunggal. Menggunakan kisaran akan lebih realistis dengan memutuskan menjual saat posisi saham naik demi mengunci gain.


2. Saat menyadari adanya kemunduran fundamental dalam perusahaan


Setelah menetapkan target harga dan mengikuti pergerakan harga saham perusahaan, memonitor performa bisnis di baliknya sangat penting. Alasan utama untuk menjual saham adalah jika fundamental bisnis perusahaan itu menurun.

Dalam dunia yang ideal, seorang investor akan menyadari jika ada perlambatan dalam penjualan, margin laba, aliran kas atau fundamental operasional penting lainnya sebelum harga saham keburu anjlok.

Analis yang lebih berpengalaman mungkin membaca financial statement dalam-dalam, seperti catatan kaki filing yang mungkin terlewatkan oleh investor lain. Penipuan mungkin salah satu kekurangan fundamental yang paling serius.

Investor yang terlebih dulu menemukan penipuan finansial dari WorldCom, Enron dan Tyco bisa menyelamatkan sejumlah uang yang cukup substansial seiring harga saham firma-firma itu anjlok.


3. Ada kesempatan baru yang lebih bagus


Beban kesempatan adalah keuntungan yang bisa diraih dengan memilih alternatif. Sebelum membeli saham, selalu bandingkan dengan gain potensial yang bisa diperoleh dengan memiliki saham lain. Jika alternatif itu lebih baik, maka masuk akal untuk menjual saham di posisi sekarang dan membeli saham lain.

Mengidentifikasi beban kesempatan secara akurat sangatlah sulit. Anda bisa berinvestasi di kompetitor jika dia punya prospek pertumbuhan yang sama meyakinkannya namun diperdagangkan di penilaian lebih rendah. Misalnya harga rendah berbanding pendapatan berlipat ganda.


4. Setelah merger


Rata-rata premi pengambilalihan atau harga pembelian sebuah perusahaan biasanya berkisar di 20% hingga 40%. Jika seorang investor cukup beruntung untuk memiliki saham perusahaan yang akhirnya diakuisisi dalam premi signifikan, langkah terbaik adalah menjualnya.

Mungkin banyak keuntungan jika meneruskan kepemilikan saham itu setelah merger selesai. Misalnya, jika posisi kompetitif gabungan kedua perusahaan telah membaik secara substansial. Bagaimanapun juga, merger punya sedikit rekam jejak kesuksesan. Terlebih jika butuh beberapa bulan hingga kesepakatan diselesaikan seluruhnya.

Dari perspektif beban kesempatan, masuk akal jika menemukan kesempatan investasi alternatif dengan potensial lebih baik.


5. Setelah kebangkrutan


Hal ini sepertinya cukup jelas. Terutama karena di sebagian besar kasus kebangkrutan, perusahaan menjadi tidak berharga lagi bagi pemegang saham. Bagaimana pun juga, untuk tujuan pajak, penting menjual saham Anda atau menyadari kerugian supaya hal itu bisa digunakan untuk menutup kerugian capital gain di masa depan. Sekaligus meski kecil, bisa menjadi pendapatan reguler tahunan.


Sumber: DetikFinance

No comments:

Post a Comment