Friday, August 3, 2012

KIAT MANAJEMEN: Nilai Integritas Dalam Pemasaran


Konsep integritas merupakan konsep yang universal. Konsep ini sudah mendominasi dalam area politik dan pemerintahan. Indikator kurangnya nilai integritas antara lain banyak kasus penyalahgunaan wewenang atau istilah yang sangat populer saat ini adalah banyak korupsi.

Namun demikian, nilai integritas tidak hanya berkaitan dengan aspek politik, hukum, maupun pemerintahan, tetapi konsep integritas penting dijadikan landasan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Umumnya, nilai integritas ada dalam nilai-nilai yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.


Nilai integritas ini diharapkan menjadi spirit atau petunjuk dalam mengembangkan strategi pemasaran.  Integritas juga dianggap sebagai modal penting yang merupakan aspek soft competence dalam perusahaan. Soft competence ini bisa mendukung terciptanya kinerja yang positif pula.

Soft competence juga menjadi nilai unggul perusahaan atau keunggulan kompetitif. Selain itu, nilai integritas bisa menjadi bagian strategi diferensiasi dan dijadikan sebagai identitas organisasi yang memiliki reputasi baik di mata para pemangku kepentingan.

Kegiatan pemasaran dalam sistem ekonomi merupakan suatu sistem yang tidak berdiri sendiri dan nilai integritas menjadi inti penerapan strategi pemasaran yang sehat. Strategi pemasaran dari sebuah perusahaan berada dalam suatu sistem yang saling tergantung dan memengaruhi dalam lingkungan bisnis.

Lingkungan bisnis ini merupakan pendukung eksistensi organisasi yang terdiri atas pemangku kepentingan yaitu  konsumen, karyawan yang bekerja di dalam organisasi, masyarakat sekitar, pemerintah, pemasok dan lembaga non-pemerintah.

Apabila organisasi melakukan tindakan tidak etis misalnya melakukan pencemaran lingkungan, pembuatan produk yang mengandung bahan kimia, pemimpin organisasi melakukan korupsi, dan sebagainya, lingkungan masyarakat sebagai bagian sistem organisasi juga akan terkena imbasnya.

Pemangku kepentingan ini menjadi tidak percaya. Konsumen tidak akan membeli produk. Pemerintah akan memberikan sanksi. Masyarakat akan melakukan demonstrasi. Hal ini bisa dieliminasi melalui penerapan nilai integritas dari perencanaan stratejik sampai operasional.

Inti nilai integritas menurut Audi, R. & Murphy, P.E., (2006) dalam tulisannya yang berjudul  The Many Faces of Integrity dalam  Business Ethics Quarterly, menunjukkan bahwa nilai integritas terdiri atas kejujuran, ketulusan, keadilan, dan kepercayaan.

Keempat nilai ini merupakan nilai penting untuk diterapkan dalam setiap pengembangan strategi.

Pertama, dimensi nilai kejujuran menunjukkan bahwa perusahaan dalam mengembangkan strategi pemasaran  untuk selalu berkata apa adanya dan tidak melakukan kebohongan, serta bersifat terbuka.  Kecenderungan saat ini, perusahaan dalam melakukan promosi sebuah produk, masih menggunakan fokus satu sisi informasi yaitu menampilkan aspek positif sebuah produk.

Kedua, nilai ketulusan menunjukkan tidak adanya keterpaksaan dalam menerapkan suatu strategi. Banyak peraturan dalam dunia pemasaran sudah ditetapkan antara lain  peraturan mengenai perlindungan konsumen.

Ketika perusahaan mengembangkan strategi, diharapkan dalam mengembangkan strategi mampu memenuhi peraturan dengan tidak bersifat terpaksa. Keterpaksaan dalam menerapkan peraturan hanya bisa berlangsung jangka pendek.

Ketiga, dalam integritas, terdapat nilai keadilan artinya bisa memperlakukan konsumen sesuai dengan haknya. Perusahaan yang menerapkan  nilai integritas akan memperlakukan konsumen atau pemangku kepentingan lain tidak semena-semena dan memberikan apa yang sudah menjadi haknya tanpa berkeinginan untuk melakukan pengurangan.

Banyak surat pembaca dalam surat kabar melaporkan bahwa mereka diperlakukan tidak adil dalam mengkonsumsi sebuah jasa misalnya jasa penerbangan. Konsumen tidak mendapatkan reward yang sepadan dengan uang yang sudah dikeluarkan.

Keempat, nilai integritas lainnya adalah nilai kepercayaan. Integritas menciptakan suatu kepercayaan bagi orang lain. Kepercayaan berarti memberikan sesuatu kepada orang lain untuk dikerjakan sesuai dengan ekspektasi yang dimiliki.

Munculnya kepercayaan tidak bisa dalam waktu dekat, melainkan membutuhkan waktu yang cukup lama. Perusahaan yang menerapkan nilai integritas secara konsisten akan  mendapatkan kepercayaan konsumen maupun pemangku kepentingan lainnya.

Apabila semua jajaran personil karyawan terutama pemasaran dalam organisasi memiliki integritas, maka organisasi tersebut akan menciptakan citra positif pada publik. Ketika sebuah perusahaan sudah mendapatkan kepercayaan, perusahaan akan memperoleh reputasi dan kinerja keuangan yang bagus.

Penerapan nilai  integritas hanya bisa sukses tergantung pada aspek aspek moralitas, karakter individu  dan iklim organisasi yang mendukung. Karyawan yang bermoral akan selalu mempertimbangkan konsekuensi tindakannya pada sistem di mana karyawan  tersebut berada.

Moralitas berperan sebagai guidelines dalam mengembangkan strategi pemasaran, strategi bisnis lainnya atau tindakan sehari-hari dalam organisasi. Moralitas mampu menyadarkan segala bentuk konsekuensi yang akan dihadapi.

Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan yang menginginkan reputasi dan kinerja keuangan positif, perlu melakukan sosialisasi nilai integritas terus-menerus dalam perusahaan. Kalaupun perusahaan tidak optimal dalam sosialisasi nilai integritas, mari kita mulai dari diri kita sendiri dulu.(msb)

Sumber: Bisnis.com

No comments:

Post a Comment