Wednesday, August 1, 2012

Harga Minyak Turun, Laba BP Anjlok Rp 19 Triliun


Jakarta - Pendapatan BP anjlok 35% di triwulan II-2012 karena melemahnya harga gas alam dan minyak AS serta penurunan produksi. Grup minyak asal Inggris ini melaporkan laba US$ 3,7 miliar (Rp 35,2 triliun). Turun jauh dibanding laba tahun lalu yakni US$ 5,7 miliar (Rp 54,2 triliun).



Penurunan tajam ini menunjukkan BP masih berjuang untuk menyesuaikan diri setelah bencana Deepwater Horizon di Teluk Meksiko dua tahun lalu. Sejak mengambil alih tampuk pimpinan BP pada Oktober 2010, CEO Bob Dudley telah mengamankan prioritas utama yaitu meningkatkan program pemeliharaan BP secara signifikan.

Hasil terbaru menunjukkan bahwa menutup beberapa ladang minyak terbesar BP demi pengecekan keamanan membuat produksi dan laba perusahaan ambruk. BP mengatakan, hasil tersebut mencerminkan pemeliharaan ekstensif terencana yang khususnya berdampak pada produksinya paling menguntungkan di Teluk Meksiko AS, juga pendapatan bersih dari joint venture-nya bersama Rusia, TNK–BP.

Dikutip dari CNN, Rabu (1/8/2012), Dudley mengatakan kecilnya pendapatan disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor yang mempengaruhi sektor migas dan BP secara spesifik. Dia menyebut efek pergerakan harga migas, sekaligus program perputaran dan perawatan ekstensif BP yang dirancang untuk meningkatkan keamanan dan ketahanan jangka panjang.

Pendapatan triwulan II semua raksasa minyak menggambarkan penurunan harga gas alam AS yang jatuh ke rekor terendah dalam 10 tahun terakhir karena ada penumpukan suplai akibat kelebihan produksi gas shale di awal tahun. Laporan pendapatan Royal Dutch Shell dan ExxonMobil juga di bawah perkiraan analis.

BP dan BP Group sama-sama mengalami penurunan nilai aset gas shale AS-nya. Mereka menyebut penurunan nilai total US$ 4,8 miliar, meski ini sudah termasuk beberapa kilang di portfolionya dan keputusan untuk menunda proyek minyak besar di Alaska.

Produksi BP 2,28 juta barel per hari, belum termasuk TNK–BP atau sedikit lebih rendah dibanding tahun lalu. Mereka mengatakan produksi di triwulan III akan sedikit lebih rendah lagi karena pemeliharaan. Dengan demikian, produksi sepanjang tahun rata-rata akan flat.

Dudley bersikeras momentum pendapatan akan terbangun di 2013 ketika BP menyelesaikan pembayaran ke trust fund untuk mengompensasi korban tumpahan minyak di Teluk Meksiko, produksi bernilai tinggi kembali bekerja optimal dan proyek baru dimulai.

Salah satu penurunan laba paling signifikan ada di TNK–BP yang meraup pendapatan bersih US$ 700 juta lebih rendah dibanding tahun lalu. BP mengatakan, ini disebabkan oleh kemacetan bea ekspor minyak Rusia yang berdasarkan tingginya harga minyak di awal-awal.

Pada Juni lalu, BP mengumumkan bahwa mereka berencana menjual 50% kepemilikan sahamnya di TNK–BP. Ini adalah joint venture antara sekelompok obligarki milyuner yang sangat menguntungkan tapi diganggu oleh serangkaian perang antar korporasi.

BP sedang bernegosiasi dengan AAR, konsorsium pemilik 50% TNK – BP lainnya dan Rosneft, perusahaan minyak milik pemerintah Rusia.



(ang/ang)


Sumber: DetikFinance.com

No comments:

Post a Comment