Monday, July 16, 2012

Krisis utang: Krisis Eropa tidak kelar dua tahun


Foto: Kontan.co.id


BERLIN/ROMA/ATHENA. Krisis utang Zona Euro belum akan mereda dalam waktu cepat. Kepala European Investment Bank (EIB) Werner Hoyer mengatakan, penangangan krisis meningkat dalam dua sampai tiga tahun.
"Tekanan negara-negara anggota dan Uni Eropa untuk menyelesaikan urusan mereka akan berlangsung dalam waktu lama," kata Hoyer pada majalah mingguan Focus Jerman. Menurutnya, politisi seharusnya tak bergantung EIB dan Uni Eropa sebagai penangkal krisis.
Saat ini, negara-negara bermasalah di Zona Euro tengah menghitung kembali target-target mereka. Italia berencana menjual aset negara bernilai sekitar € 20 miliar per tahun untuk memangkas utang.
Menteri Keuangan Vittorio Grilli dalam wawancara dengan koran Corriere della Sera mengatakan, pemerintah akan menjual aset bernilai 1% produk domestik bruto (PDB) setiap tahun. Dengan rencana ini akan membuat Italia memangkas utang, yakni sekitar 20% dalam lima tahun.
Grilli juga mengatakan, ekonomi Italia akan kontraksi kurang dari 2% tahun ini. Angka tersebut lebih tinggi dari proyeksi pemerintah pada 18 April lalu di angka 1,2% PDB.
Utang Italia naik menjadi 120,1% PDB tahun lalu. Pemerintah Italia memperkirakan utang akan mencapai 123,4% tahun ini. Meski terlilit utang besar dan menghadapi kontraksi, Italia belum meminta dana talangan dari Uni Eropa dan bank sentral Eropa.
Spanyol yang baru meminta suntikan dana bulan lalu pun meluncurkan program pengetatan untuk memangkas defisit € 56,4 miliar dalam 2,5 tahun. Sebesar € 65 miliar berasal dari kenaikan pajak dan pemangkasan berbagai belanja. Sisanya € 8,6 miliar berasal dari pajak baru sektor energi dan lingkungan.
Spanyol perlu memangkas € 65 miliar defisit untuk memenuhi pengurangan target utang sesuai standar Uni Eropa pada tahun 2014.
Harus renegosiasi
Sementara itu, berdasarkan polling MRB di Athena, sekitar tiga perempat warga Yunani menginginkan pemerintahan koalisi yang dipimpin Antonis Samaras tetap merenegosiasikan persyaratan dana talangan meski renegosiasi tersebut akan memicu keluarnya Yunani dari Zona Euro.
Dari 1.011 orang yang disurvei, sebanyak 61% mengatakan pemerintah Yunani tidak akan bisa menegosiasikan perubahan syarat yang menguntungkan Yunani dan rakyatnya. Sebanyak 34% sisanya mengatakan para kreditur internasional akan menyetujui perubahan kesepakatan.
Hasil polling juga menyebutkan bahwa 60% warga Yunani optimistis negeri para dewa ini tidak akan meninggalkan Zona Euro, dan sebanyak 37% mengatakan, Yunani akan keluar dari blok mata uang tunggal.
Kepala Eurogroup Jean-Claude Juncker mengatakan, faktanya adalah, Pemerintah Yunani belum mengimplementasikan program sesuai kesepakatan hingga saat ini. "Jelas ini akan menambah besarnya biaya bila kami memberi Yunani waktu lebih panjang untuk memenuhi target sesuai kesepakatan," tandas Juncker kepada Der Spiegel.
Juncker menambahkan, hal tersebut juga memicu munculnya dua pertanyaan. Pertama, apakah Eropa siap menaruh dana ekstra ke Yunani. Kedua, apakah IMF juga bakal sepakat.

Sumber: Kontan.co.id

No comments:

Post a Comment